Thursday, January 13, 2011

Mandala, Balada Maskapai Perintis




Presiden Direktur Mandala Airlines Diono Nurjadin (tengah) menjawab pertanyaan wartawan dalam jumpa pers terkait penghentian sementara operasional Mandala di Jakarta, Rabu (12/1) malam.
Maskapai penerbangan Mandala Airlines secara tiba-tiba mengumumkan bahwa mulai hari ini, Kamis (13/1/2011), maskapai penerbangan ini berhenti beroperasi. Padahal, Mandala disebut-sebut sebagai satu-satunya perusahaan penerbangan nonpemerintah generasi awal yang berhasil melewati krisis.
Inilah sejarah maskapai yang merupakan salah satu perintis usaha penerbangan komersial di Indonesia.
PT Mandala Airlines didirikan pada 17 April 1969 oleh Kolonel Sofkar, Mayjen Raden Soerjo, Adil Aljol, Mayor (AU) Soegandi Partosoegonodo, Kasbi Indradjanoe, dan Darwin Ramli, dengan melalui perusahaan PT Dharma Kencana Sakti.
PT Dharma Kencana Sakti pada gilirannya menjadi bagian dari unit komersial Yayasan Dharma Putra Kostrad, sebuah yayasan yang berafiliasi dengan Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad).
Maskapai penerbangan ini dinamai Mandala, sesuai dengan operasi militer menggabungkan Papua Barat ke Indonesia, yakni Operasi Mandala. Nama ini juga mengacu pada mandala, yaitu sebuah istilah Sanskerta untuk diagram yang melambangkan alam semesta, yang digunakan sebagai logo perusahaan.
Di tahun-tahun awal beroperasi, maskapai ini terbang dari Jakarta dengan tujuan ke Indonesia timur, seperti Ambon, Gorontalo, Kendari, Makassar, dan Manado. Pada tahun 1972 Mandala mengambil alih Seulawah Air Service yang terbang ke kota-kota di Indonesia bagian barat, seperti Banda Aceh, Banjarmasin, Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru, dan Pontianak. Setelah mengakuisisi Seulawah, Mandala menjadi maskapai penerbangan dengan cakupan nasional.
Dalam kiprahnya ini, Mandala didaulat sebagai Most Potential Brand in Airlines Service di Indonesia tahun 2002. Namun, pada April 2006, Mandala akhirnya dijual kepada Cardig International dengan nilai sekitar 30 juta dollar AS atau sekitar Rp 300 miliar di tengah persaingan keras industri penerbangan dan menguatnya desakan militer agar tidak berbisnis. Pada Oktober 2006, Indigo Partners membeli 49 persen saham Cardig sehingga maskapai itu kini dikuasai Cardig dan Indigo.
Mandala mengklaim telah berhasil mentransformasi dan merestrukturisasi keberadaannya dan akan terus-menerus mengembangkan armadanya melalui pemesanan 25 pesawat jenis Airbus A320 pada tahun 2007. Dengan pembelian armada baru ini, Mandala akan melayani rute domestik dan regional dengan satu jenis pesawat modern saja, yaitu Airbus. "Transformasi Mandala telah dilengkapi dengan komitmen pemegang saham Mandala melalui pembelian 30 pesawat Airbus A320 dan Airbus A319 untuk meremajakan armada pesawat Mandala," sebut maskapai dalam situsnya.
Mandala Airlines baru masuk ke jalur internasional pada 25 Juni 2010 dengan terbang ke Hongkong, Makau, dan Singapura.
Namun, salah satu dari dua maskapai nasional yang memiliki sertifikat keselamatan IATA atau IATA Operating Safety Audit (IOSA), selain Garuda Indonesia itu, akhirnya kemarin mengumumkan menghentikan operasinya untuk sementara karena akan merestrukturisasi perusahaan. Namun, Direktur Utama Mandala Diono Nurjadin tidak mengungkapkan sampai kapan pengoperasian Mandala dihentikan.
Sebagai bagian restrukturisasi tersebut kemarin, Mandala Airlines pun mengajukan permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) ke Pengadilan Niaga Jakarta Pusat.
Menurut Nurmaria Sarosa, Head of Corporate Communication Mandala Airlines,  pengajuan PKPU tersebut merupakan langkah terbaik yang dapat diambil untuk memastikan keberlangsungan operasi perusahaan di masa mendatang. "Tujuannya agar Mandala memiliki positioning dan pembangunan merek yang jelas sehingga dapat membantu memperkokoh sistem operasional perusahaan," katanya dalam siaran pers.
Mandala dikenal sebagai maskapai dengan pesawat-pesawat modern, yaitu Airbus A319 dan A320. Pada awal 2010 maskapai ini mengoperasikan 11 pesawat Airbus. Namun, pada pertengahan tahun lalu empat unit dikembalikan ke lessor-nya di Eropa. Pada kuartal III-2010 dua pesawatnya dikembalikan lagi. Pada awal 2011 Mandala hanya mengoperasikan lima pesawat.
Bahkan akibat peris tiwa ini, calon pengantin gagal menikah. Dua pasang calon pengantin yang berencana menumpang pesawat Mandala Air Batam-Padang, Kamis (13/1/2011), batal menikah karena perusahaan itu berhenti beroperasi.
"Seharusnya kami menikah besok, tapi terpaksa di-cancel," kata calon penumpang maskapai penerbangan Mandala, Warsian, Kamis.
Ia mengatakan tidak bisa mencari penerbangan pengganti ke Padang karena hanya Mandala yang melayani Batam-Padang pergi-pulang. Ia terpaksa membatalkan pernikahan yang seyogianya berlangsung hari ini seusai shalat Jumat.
Calon pengantin itu menyesalkan pembatalan penerbangan dan penutupan operasional Mandala yang tiba-tiba sehingga tidak bisa menyiapkan rencana lain.
Warsian berencana ke Padang bersama calon istrinya, Yessi Marlina, dan sepasang calon pengantin lain, Ilham dan Indrayanti, Rabu, tetapi penerbangan dibatalkan.
Keempat insan itu akan menikah serentak di kampung halamannya yang terletak di dekat Bandara Minangkabau.
"Saya tidak tahu bagaimana lagi karena semua persiapan pernikahan sudah matang," katanya.
"Undangan sudah disebar, makanan sudah disiapkan, dan pelaminan didirikan. Makanya, orangtua kami jadi sakit sekarang," ia menambahkan.
Ia berharap masih bisa melanjutkan rencana pernikahan meskipun waktunya diundur.
Warsian berencana terbang ke Pekanbaru, Jumat pagi, dan melanjutkan perjalanan ke Padang melalui darat bersama tiga calon pengantin lain.
"Mudah-mudahan masih ada tiket, tapi pasti tidak bisa tepat waktu," ujarnya.
Di tempat yang sama, pengelola perusahaan perjalanan Fardeo Travel, Asmal Sabirin, menyebutkan sudah menjual 40 tiket senilai Rp 21.150.000 untuk penerbangan Mandala Batam-Padang hingga Agustus 2011.
"Sampai Lebaran sudah ada yang membeli," kata Asmal.
Menurut dia, penerbangan Batam-Padang pergi-pulang ramai peminat karena hanya Mandala yang melayani rute itu.
Berdasarkan informasi yang ia peroleh dari petugas Mandala, perusahaan itu berjanji akan mengembalikan uang tiket penumpang melalui bank.
"Pihak Mandala yang akan menghubungi penumpang dan mentransfer uangnya," katanya
Mudah-mudahan saja masalah ini cepat selesai, dan tidak ada lagi berita seperti ini di tanah air.

No comments:

Post a Comment